"Hanya bisa melihat tanpa pernah bisa menjadi lebih dekat. Kau tahu apa
artinya? Ya, karena aku hanyalah sebuah boneka sawah.."
Terkoyak, tercabik, dan tak pernah terlihat menarik di matamu. Hanya
bisa memandangmu dari jauh, tanpa pernah bisa menunjukkan keberadaanku.
Aku disini hanya bisa melihatmu menjauh, tanpa pernah bisa mengatakan
perasaanku..
Lusuh, berlumpur, kotor dan selalu kau abaikan. Kau yang selalu
memalingkan wajahmu saat melihatku yang selalu memperhatikanmu di sini.
Semenjijikan itukah aku bagimu? Sehina itukah aku untukmu? Kau yang
selalu berpura-pura tak melihatku, walaupun aku jelas-jelas ada di
depanmu..
Hei, tunggu. Kenapa kau terburu-buru pergi seperti itu. Jangan katakan
kau sekarang membenciku, hingga akhirnya sekarang kau pergi menjauh. Ku
harap ini hanya karena mendung, hingga kau sekarang sibuk mencari tempat
berlindung. Padahal di sini aku telah menyiapkan untukmu sebuah payung.
Ya, sebuah payung yang kusiapkan untukmu jika akhirnya kau sudi
berkunjung. Agar mendung tak menjadi alasan yang selalu membuat wajahmu
murung..
Aku? Jangan pikirkan tentangku. Pakai saja payung itu. Aku terbiasa
seperti ini. Di guyur hujan tanpa pernah ada yang mempedulikan. Bukankah
memang seperti itu nasib boneka sawah? Tak pernah dianggap, dan tak
penting untuk di perhatikan. Tenang aku takkan mengeluh apa lagi sedih
karena payungku kau ambil. Aku malah senang, bukan karena akhirnya
pertama kalinya aku bisa berarti untukmu dengan memberimu payungku. Tapi
aku lebih senang karena hujan..
Ya, hujan. Karena hujan adalah sesuatu yang turun dari langit. Bukankah
langit adalah tempat tinggalmu? Kamu yang aku sebut sebagai bidadari.
Entah karena alasan apa kau sampai turun ke bumi. Entah untuk alasan apa
kau sampai menghilangkan sayapmu itu. Haruskah aku membuatkan sayap
baru untukmu? Sayap yang terbuat dari anyaman jerami dan ilalang yang
ada di sekitarku..
Dasar bodoh! Aku lupa mana mungkin kau mau memakai sayap lusuh dan kotor
seperti itu. Bukankah kau lebih senang dengan sesuatu yang berkilau?
Sesuatu yang mereka sebut sebagai sebuah kebahagiaan. Bukan sebuah
kesederhanaan yang kutawarkan..
Akhirnya kau pergi. Abaikanku yang masih berdiri disini. Acuhkan payung
yang masih terlipat dengan rapi. Aku yang hanya bisa melihat, tanpa
pernah bisa lebih dekat. Ya, karena aku hanyalah sebuah boneka sawah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar