Sabtu, 11 Februari 2017

*..Aku Benci Hujan Di Hari Sabtu..*

Hujan sabtu

"Hujan itu seperti kenangan, kita tak bisa mencegahnya untuk datang. Biarkan saja ia reda dengan sendirinya.."


Namun hujan hari ini terasa menyebalkan, sepertinya langit tahu jika hari ini adalah jadwalku untuk belajar melupakan seseorang. Belajar untuk tak terbiasa dengan kehadirannya. Belajar untuk mengembalikan harapan yang sempat terbang tinggi menyentuh awan. Ya, aku harus mempelajari semua itu dalam satu hari. Satu hari dalam satu minggu. Satu hari bernama hari sabtu..


Hujan, apa kau sengaja menggodaku hari ini. Hingga dari pagi kau tak mau berhenti. Hujan, apa kau sengaja menyiksaku hari ini. Hingga kau tak peduli lagi denganku disini. Kumohon berhentilah, bukan karena aku membencimu. Karena kau pun tahu aku sangat menyukaimu. Tapi kali ini kau datang di saat yang tidak tepat, saat hatiku ingin istirahat setelah lelah menghadapi rindu yang terlalu berat..


Aku tak melarangmu untuk datang menyapaku, kau bisa datang kapanpun kamu mau. Tapi tolong jangan di hari sabtu. Andai kau bersikeras untuk tetap datang, kumohon datanglah dengan gerimismu saja. Jangan pernah datang bersama dia disisimu. Berulang kali aku pernah bilang, aku benci dengan temanmu itu. Tapi dasar kepala batu, kau tetap saja mengajak teman yang bernama kenangan itu masuk menemuiku. Dia sama tak sopannya sepertimu hujan, datang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu..


Pada akhirnya aku tak bisa mencegah kalian berdua mengganggu hari sibukku ini. Ya, aku bilang sangat sibuk. Bukankah tadi aku sudah bilang, hari ini adalah jadwalku untuk belajar. Tapi kalian berdua datang mengacaukannya. Terlebih kau hujan, kau sengaja datang lalu membasahi semua buku pelajaranku begitu saja. Seolah-olah tak bersalah, kau pergi dengan alasan ingin mengeringkan buku pelajaranku yang telah basah kuyup karenamu. Kenapa tak sekalian kau robek saja? Terus kau remas-remas lalu kau buang di pinggir jalan? Siapa tahu ada yang menemukannya dan bersedia merangkainya kembali menjadi satu buku utuh. Walaupun aku tahu seseuatu yang telah hancur menjadi serpihan takkan pernah bisa kembali seperti dulu..


Jadi disini tinggal aku berdua bersama kenangan. Ada rasa canggung untuk memulai pembicaraan. Terakhir kali aku berbicara dengannya terjadi perdebatan keras tentang hati dan perasaan. Bagaimana kalau kita membicarakan pertemuan kita saja. Mungkin kau tak mengingatnya. Atau bahkan mungkin kau takkan pernah mengingatnya. Ketika dulu hujan menjadi saksi bisu yang diam-diam menyelinap dan mempertemukan hati kita dalam satu rasa untuk yang pertama kalinya. Ah sudahlah, lagipula tak ada gunanya jika kau mengingatnya. Tapi satu yang perlu kau ingat, aku takkan pernah melupakan hal itu. Aku takkan pernah melupakan bahwa pernah ada cerita antara kita dan hujan di hari sabtu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hanya manusia biasa. Tak memiliki hal istimewa ataupun yang di istimewakan..