Sabtu, 19 April 2014

*..Hujan Di Persimpangan Jalan(5)..*


Kamu, kamu, dan kamu. Masih orang yang sama. Yang selalu hadir dengan menangis dan membuatku khawatir. Kata yang sama. "Aku tak apa dan aku baik-baik saja" Aku harap aku salah mendengarnya. Aku harap aku salah melihat setetes embun di sudut matanya. Aku harap aku salah memahami artinya. Tiba-tiba hujan turun. Masih tanpa payung aku diam berdiri disini..



Dia pernah berkata bahwa kita akan selalu bersama, apapun yang terjadi kita akan selalu berbagi. Seperti angin yang meniupkan awan untuk langit, seperti langit yang memberikan senja untuk angin. Aku yakin mungkin hanya aku yang mengingat hal itu. Karena nyatanya sekarang dia sudah lupa dengan janjinya. Atau lebih tepat jika kukatakan dia sudah melupakan aku..

Mengapa denganku? Aku tahu aku hanya buruk untuknya tapi tak bisakah dia mengerti? Aku hanya tak ingin sedih karena melihatnya bersedih. Melupakan bahwa yang kulihat adalah salah, bahkan berfikir bahwa dia baik-baik saja. Tak bisa. Aku tak bisa. Semesta berikanku seribu alasan lagi untuk menggenggam namun semesta jugalah yang berikanku sejuta alasan untuk melepaskan..

Meskipun aku sangat mencintainya, meskipun aku benar-benar menyayanginya, meskipun aku ingin bersamanya, tapi aku tak bisa untuk menunjukkannya. Kenapa? Entahlah. Mungkin sebagian adalah salahnya yang telah menutup pintu hatinya untukku atau sebagian salahku yang tak mau mengetuk pintu itu. Entahlah. Aku hanya tak bisa untuk merasa tak dihargai. Aku hanya tak mau untuk kembali kehilangan..

Sekarang yang kulakukan hanyalah berharap. Berharap dia akan menemuiku. Berharap dia akan menyadari bahwa ada seseorang yang menunggunya. Berharap dia datang dan memberikan sebuah payung untukku berteduh. Walaupun dalam hati aku ingin saat hujan seperti ini dia lebih memilih untuk diam dirumah dengan mengenakan sweater hijaunya sambil memeluk boneka warna merah jambu dengan senyum merekah di bibirnya. Sungguh manis. Aku ingin melihat dirinya seperti itu meski hanya dalam bayangan, aku ingin melihat dirinya berhenti menangis meski hanya dalam khayalan..

Waktu terus berlalu, dan aku masih menunggu..

Hujan yang mengguyur deras tempatku berpijak kini mulai mereda. Senyumku merekah melihat pemandangan yang sederhana, sepasang insan berjalan saling menggenggam dua tangan yang hampir beku. Dan ini saatnya aku harus pulang. Aku berjalan beriring percikan air yang mendinginkan kedua kakiku. Aku masih baik-baik saja, meski langit senja ini masih menyembunyikan pelangiku. Aku tidak akan berhenti, meski hal itu tak pernah terjadi. Aku tidak akan bersuara, meski berjuta kata tersusun dalam cerita..

Dibawah gerimis kecil terdengar bisik lirih. Ku harap langit di sini selalu cerah ketika aku pergi. Ku harap langit di sini melihatku tersenyum menikmati rintik air di senja ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hanya manusia biasa. Tak memiliki hal istimewa ataupun yang di istimewakan..