Jika saja kau bertanya. Apakah aku lelah menjadi orang yang selalu ada? Apakah aku bosan menjadi yang selalu kalah oleh dia yang selalu kau anggap istimewa?
Aku di disampingmu, namun pandanganmu mengarah kepadanya. Dia yang begitu berharga dan istimewa di matamu. Dia yang ada di atas sana dengan sinar putihnya yang indah dan hangat, sementara aku yang berdiri melindungimu dengan bayanganku yang gelap dan pekat. Dia memberi harapan untukmu bisa terbang, sementara aku mematahkan sayapku hanya untuk menemanimu berjalan..
Jangan katakan aku tak tulus, jangan sebut aku tak ikhlas. Aku tak cemburu, aku sama sekali tak iri. Sadarkah kamu saat kau mengarahkan pandanganmu padanya dan memasang senyum diwajahmu, aku tak pernah berusaha mengalihkan pandanganmu padaku? Berusaha untukku terlihat di matamu? Itu karena aku tak ingin merusak senyum dan kebahagiaanmu. Karena aku sadar bahagiamu adalah bersamanya. Bukan denganku orang yang selalu ada, namun tak pernah membahas tentang rasa..
Jadi sekali lagi kukatakan tak apa, aku baik-baik saja jika kau ingin bersamanya. Terbiasa di dekatmu akhirnya membuatku sadar, yang terpenting itu bukan memilikimu tapi kebahagianmu. Lagipula aku sudah katakan kita tak pernah membahas tentang rasa, kebetulan saja aku menjadi orang yang selalu ada. Jika akhirnya kau membaca ini dan tahu perasaanku yang sebenarnya, akan kujawab ini hanya cerita karangan saja. Cerita tanpa pemeran utama namun berakhir bahagia. Bahagia untukmu dan juga dengannya..
Sebut saja ini ikhlas yang meninggalkan bekas. Tenang saja aku akan tetap menjadi yang selalu ada. Takkan meninggalkanmu meski tak menjadi yang pertama. Aku masih menjadi orang sama. Sikapku, mimpiku bahkan juga rasaku takkan berubah terhadapmu. Jika akhirnya kau terbang bersamanya, aku hanya berharap kau selalu bahagia. Aku takkan meninggalkanmu, hanya saja aku tak bisa mengejarmu. Bukankah sudah kukatakan bahwa dulu sayapku pernah kupatahkan hanya untuk bisa menemanimu berjalan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar