Sabtu, 18 Maret 2017

*..Saat Bayangmu Kembali Menghampiri.."

saat bayangmu menghampiri


Saat bayangmu kembali menghampiri, terlintas dalam otak ku pertanyaan lama yang selalu ku tanyakan kepada hati ini. Kenapa aku masih memikirkan dia dalam hidupku..?


Apa aku masih mencintainya? Selalu saja masih mencari berita tentangnya. Haruskah ku tumpahkan lagi air mata, yang sudah lama terbendung karena tak ingin lagi menangisi dia yang telah berikan rasa kecewa. Dia pergi tanpa sedikitpun berkata apa alasan dia yang sebenarnya. Bila harus jujur ku katakan lagi, aku masih belum mengerti apa maksudnya untuk akhiri kisah ini. Sebuah harapan yang mulai terbangun indah dia hancurkan begitu saja. Jujur diri ini masih bertanya, bergantung pada sebuah perasaan antara cinta dan luka yang tiada pernah ada habisnya. Tak pernahkah dia berpikir bila dia merasa terluka, aku pun sama aku pun terluka? Bila dia merasa kecewa, aku pun memiliki rasa yang sama aku pun kecewa. Bila dia katakan dia tersakiti, aku pun sama aku merasa tersakiti. Namun bila dia ingin katakan dia membenciku, aku tak akan katakan yang sama tapi aku akan katakan "Aku mencintaimu.."





 

Apakah dia masih ingat apa yang menjadi sebuah perjanjian ketika kita mulai memutuskan untuk membangun mimpi ini bersama waktu dulu? "Dikala cinta yang kita miliki saat ini tak ada lagi suatu saat nanti jangan pernah salah satu diantara kita berpikir untuk saling menjauh dan tak lagi peduli". Masihkah dia ingat itu? Masihkah dia pertahankan itu? Dan sekarang kini aku sadar bahwa itu hanya cerita, karena nyata yang ada dia pergi entah kemana..
 


Dan hari-hari kembali kuisi dengan menyendiri setelah kita akhiri kisah ini, namun tetap tekadang ku merasa tergantungkan perasaan yang tak tentu yang bersarang dalam hati. Berulang kali ku tanyakan apa yang sebenarnya yang salah dengan cerita kita ini? Kita memulainya dengan cara yang baik, harusnya berakhir dengan baik juga kan? Namun tak urung dia jawab tanyaku hingga saat ini, hingga penantian yang ku nanti untuknya segera aku kubur dan kuanggap telah mati. Dan hari-hari berlalu, sampai akhirnya ku menemukan cerita baru. Cerita yang membuatku bangkit dari keterpurukan dan lupakan semua luka yang dia ciptakan. Sampai hari itu datang, saat ku kembali melihat wajah dia yang sedang tersenyum riang. Langkahnya menari-nari tanpa keraguan dan juga penyesalan. Ia gembira tanpa sadar disini aku kembali terluka..


 

Ku coba bertahan, kucoba hiraukan. Kembali ku bangun benteng kokoh yang dulu kuciptakan hanya untuk mencegah dia dan bayangannya kembali datang. Namun aku kalah lagi dengan rasaku sendiri, rasa dimana aku masih bertanya mengapa dulu dia memutuskan untuk pergi? Mengapa dia masih bisa tertawa sementara disini aku berjuang setengah mati mengusir rasa sepi? Aku kembali terpuruk mengingat akan pertanyaan yang bagiku belum menemukan jawaban. Masih penuh dengan tanya mengapa semua harus seperti ini? Pertanyaan itu yang selalu melumpuhkan kebangkitan ini. Bisakah dia jelaskan apa yang sesungguhnya terjadi? Entah hati ini masih cinta atau hanya merasa tergantungkan akan sebuah tanya yang belum menemukan jawaban. Padahal rasa ini kupikir telah usai, dan penantian ini kuanggap telah selesai. Namunsebuah senyuman berhasil memaksa  pertanyaan demi pertanyaan itu kembali terlantunkan..

 

Haruskah aku hentikan waktuku agar aku tak lagi dibayangkan pertanyaan itu? Lebih baik dia bunuh jiwa ini saja, di bandingkan dia gantungkan perasaan dan pertanyaan yang telah tiada. Dia mudah untuk mencari yang lain, namun aku? Tak mudah bagiku untuk lupakan itu, dan kini yang ku lihat hanya tinggal puing-puing dari benteng yang telah hancur dan tak lagi terbentuk. Bila cinta harus tersamarkan oleh tanya. Aku akan memilih bersemayam dalam cinta yang tak terbalas. Dibanding aku harus bersemayam dalam tanya yang tak kunjung ada jawabnya. Hei gadis, jawablah tanyaku ini. Jangan diam tanpa kata seperti ini, aku butuh jawabmu bukan diam yang aku mau..

 

Dan akhirnya dia masih terdiam disana, dan kini ku juga terdiam dalam rasa yang tak lagi ku mengerti maknanya. Bagai tetesan hujan yang selalu menanti tanpa kepastian. Hanya bait-bait sederhana yang dapat ku tuliskan. Karena aku harus sadar, bahwa cerita ini milik semesta. Jadi skenario apapun yang terjadi akan aku serahkan padanya. Tugasku hanyalah melangkah walau tanya terus mengikuti. Biarkan rasa dan tanya ini menjadi milikku sendiri. Tanpa balasan dan tanpa jawaban. Aku hanya memiliki satu keyakinan. Bila cinta ini memang milikku maka suatu saat nanti cinta ini akan kembali untukku dengan caranya sendiri, karena tulang rusuk itu takkan pernah tertukar dengan pemilik yang lain. Jika tidak maka sederhana saja, semesta menciptakan diriku dengan sebuah keistimewaan. Aku diciptakan dengan jumlah tulang rusuk yang tak genap..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hanya manusia biasa. Tak memiliki hal istimewa ataupun yang di istimewakan..