Aku tahu kau takkan bisa menjawabnya. Karena kau hanyalah sebuah boneka. Bukan karena kau tak ingin bicara, aku tahu kau pasti sangat ingin hanya saja kau tak bisa. Ya, kau yang hanya ditakdirkan sebagai sebuah boneka. Harusnya kau tahu kau tak bisa bicara..
Oh ya boneka, masihkah ia memelukmu? Menceritakan hari-hari yang dilaluinya kepadamu? Atau ia telah melupakanmu dan meletakanmu di sudut kamarnya yang berdebu..?
Aku tahu sejak awal kau hadir hanya untuk berada disampingnya, tapi bukan untuk memilikinya. Kau tahu apa itu artinya? Bukan karena kau tak bisa bicara, kau tak bisa berpikir juga kan? Ya, hadirmu hanya untuk menjadi penghangat pemilikmu. Ironis bukan? Dia memilikimu seutuhnya, namun kau tak bisa memilikinya seutuhnya..
Ya itulah peranmu, tak kurang tak lebih. Hanya itu yang bisa kau lakukan. Menjadi sesuatu yang selalu ada, namun bukan menjadi yang paling istimewa. Seperti peran yang pernah kulakukan dulu. Dulu, sebelum kau ada untuk menggantikanku. Bukankah kita juga sama-sama tahu takkan ada yang abadi disini. Akan ada yang menggantikanmu nanti. Tak perlu menunggu waktu lagi, kini saatnya kau untuk sadar diri..
Jadi sebelum ada yang datang menggantikanmu, katakan padaku seribu kisah hidupnya yang pernah ia ceritakan padamu. Bukankah kau telah berjanji untuk berbagi kisahnya denganku. Apa kamu lupa? Sebelum ia memilikimu, akulah pemilik pertamamu. Akulah yang telah mengeluarkanmu dari kotak kaca itu. Jadi sekali lagi, tolong katakan padaku lebih banyak kisah sedih atau bahagia yang ia ceritakan padamu..?
Ah, sial! Ternyata aku juga lupa. Bagaimana kau bisa menceritakannya sedangkan kau tak pernah dan takkan bisa untuk bicara. Bagaimana kalau kita pakai bahasa isyarat saja. Jika kau diam artinya iya. Jadi aku akan bertanya satu hal padamu "Pernahkah ia menceritakan tentangku kepadamu?" Kenapa kamu diam? Ayo jawab..
Tulisanya bagus
BalasHapusIni kaya gue banget hahaha