"Tak pernah ada yang namanya sia-sia. Begitupun dengan yang namanya pengorbanan.."
Lalu
apa artinya semua pengorbanan dan penantian yang kulakukan selama ini
untuknya? Masihkah bermakna jika hal itu ternyata tak sanggup
menyakinkannya? Jangan tanya berapa banyak waktu, perhatian, dan segala
milikku yang telah kuberikan padanya. Telah kuberikan segala yang
kumiliki untuknya, dan ia masih tak menyadarinya. Atau ia hanya
pura-pura tak menyadarinya? Haruskah kesungguhanku dibalas dengan
kepura-puraan? Bukankah cinta tak sebercanda itu..?
Berapa
banyak lagi luka yang harus kucicipi hanya karena masih menyimpan angan
tentang dirinya? Percuma. Untuk apa bertahan jika ia tak melihat bahwa
aku sedang bertahan untuknya? Ternyata sia-sia. Aku bukan seorang yang
munafik. Kuakui aku masih menunggunya, tapi jika dia lebih memilih tetap
berjalan ke depan tanpa sedikitpun melihat lagi ke arahku, lalu untuk
apa? Untuk apa aku masih berdiri disini? Menatap punggungnya menjauh
dari pandanganku. Padahal Semesta sedang menyediakan jalan lain untukku.
Jalan lain yang tak dipenuhi oleh duri-duri yang melukai..
Bukan.
Bukan kehadiranku yang aku ingin ia hargai. Bukan tanyaku yang aku
ingin ia jawab. Bukan sakitku yang aku ingin ia hilangkan. Aku tak
meminta semua itu darinya. Aku hanya meminta untuk tak disepelekan. Aku
tahu tak mudah untuk menyakinkan hatinya untukku. Tapi coba tanya
padaku, kenapa aku pernah menyakinkan hatiku untuknya? Cinta tak hanya
sebatas perasaan nyaman yang ingin kita dapatkan. Cinta tak hanya
sebatas limpahan materi yang akan kita genggam. Cinta tak hanya sebatas
kebanggaan yang pernah kita impikan. Dan aku pernah berpikir semua itu
tentang cintaku pada dirinya. Ya, cinta yang tak membutuhkan alasan..
Tapi
ia menghancurkan segalanya. Segala deskripsi tentang wujud cintaku
padanya. Menggelapkan hatiku yang dulu sempat aku terangi dengan angan
dan cinta tentangnya. Ia tak menyisakan setitik cahaya lagi untukku.
Musnah sudah semua angan dan cintaku padanya. Apa yang telah ia lakukan
telah merubah segala keindahan yang sempat aku kagumi dari sebuah cinta.
Ia telah membutakan semua, tak dapat lagi kutemukan cinta dalam
gelapnya hati yang telah ia sia-siakan..
Dari
awal harusnya aku menyadari pengorbanan dan penantian bukanlah kosa
kata yang ingin ia dengar. Dan dengan bodohnya hal itu bukan hanya aku
katakan, tapi sampai aku lakukan untuknya. Harusnya aku mendengar
kata-kata mereka bahwa cinta yang terlalu dalam hanya akan
menenggelamkanmu dalam luka yang lebih dalam. Dan sampai kapanpun ia tak
akan pernah menatap ke arah matahari tenggelam, menatap ke arah dimana
jalanku pulang, menatap ke arahku yang pernah menunggunya datang..
Jangan
salahkan aku jika kau takkan melihatku lagi disana. Jangan salahkan aku
jika kau takkan menemukanku lagi disana. Salahkan saja dia yang telah
mematahkan hatiku. Salahkan saja dia yang telah melukai cintaku. Disini
aku tak ingin bicara lagi, biarkan aku sendiri berhenti mencari arti
yang tak pernah pasti. Disini aku tak ingin bertanya lagi, biarkan aku
memilih jalan lain yang telah Semesta siapkan untukku..
Tutup
semua cerita pengorbanan ini, akhiri segala kisah penantian ini. Bila
saatnya tiba aku dan dia pasti akan menemukan jawabannya. Walau masih
mengandalkan waktu untuk menjawabnya. Kita lihat saja siapa yang akan
waktu jelaskan lebih dulu. Semoga pengorbanan dan penantian ini memiliki
arti yang indah untuknya. Karena jujur aku sudah tak peduli lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar