Minggu, 12 Juli 2015

*..Selamat Jalan, Teman..*

Sepertinya hari ini aku harus kembali bersiap. Aku harus kembali bersiap untuk sebuah kehilangan. Lagi? Ya, bagiku ini bukanlah kehilangan yang pertama kali kulewati. Dulu aku pernah melewati kehilangan-kehilangan lain yang lebih menyakitkan. Tapi ternyata rasanya tetap sama saja seperti dulu. Kehilangan itu menjauhkan. Kehilangan itu melepaskan. Dan yang pasti kehilangan itu memisahkan..




Kuakui ini memang berat kulakukan, tapi tetap harus kulakukan. Bagaimana tidak? Dalam situasi seperti ini aku harus berkompromi dengan keadaan. Terutama keadaan hati yang tak bisa dipaksa untuk bertahan lagi. Maaf jika kita harus berpisah jalan. Maaf jika kita harus saling meninggalkan. Tapi percayalah kenangan-kenangan kita masih dan akan tetap kusimpan rapi di sebuah ruang khusus di dalam hati..


Kita juga tahu begitu banyak mimpi dan janji yang belum kita tepati bersama. Mimpi tentang kita berdua akan selalu bahagia. Janji tentang kita berdua akan selalu tetap bersama. Sadarkah kita bahwa kita ini begitu naif? Kita hanya berpikir tentang bahagia, tentang tawa, dan semua hal yang membutakan mata kita. Kita lupa bahwa perjalanan ini mempunyai pasangan. Tak ada tawa tanpa tangis, tak ada bahagia tanpa luka, sama halnya dengan tak ada pertemuan tanpa perpisahan. Mungkin inilah saatnya kita harus berpisah..


Tunggu! Kamu jangan menangis. Lihat aku! Lihat mataku! Aku tak menangis, aku juga tak ingin melihatmu menangis. Bukannya aku tak sedih. Aku juga sedih, sama dengan sedihnya kamu. Bukannya aku tak sakit. Aku juga sakit, sama dengan sakitnya kamu. Tapi mau bagaimana lagi? Mungkin aku tak bisa lagi menangis, mungkin air mataku ini telah habis. Ya aku lelah terus menangis kemarin malam, aku lelah melihat wajahmu yang sedang terlelap dalam dekapan, aku lelah memikirkan perpisahan kita yang esok hari akan datang. Inginnya waktu itu kuhentikan saja detak jarum jam di dinding kamar, agar semuanya tetap saja seperti itu. Aku disampingmu, memandang wajahmu, dan itu tetes kecil di sudut bibirmu itu, tanpa kau sadar akulah yang selalu menyeka basahmu..


Teman! Ya bagiku kau adalah temanku yang baik dari yang terbaik. Kita pernah membagi cerita dan derita bersama. Saat aku jatuh kau tak segan untuk memberikan pundakmu itu untuk ku jadikan tempat sandaran. Saat aku rapuh kau tak bosan untuk memberikan nasehat-nasehatmu yang selalu bisa menguatkan. Aku sadar belum banyak yang bisa kuberikan untukmu. Terkadang aku selalu menyusahkanmu. Sikapku, tingkahku, kata-kataku terkadang juga selalu menyebalkanmu. Maaf untuk semua hal itu. Maafkanlah seperti aku memaafkan hal-hal yang menyebalkan darimu. Ya kita berdua memang sama-sama teman yang menyebalkan..


Kuharap perpisahan hari ini tidak menjadi perpisahan terakhir untuk kita. Semoga perpisahan ini hanyalah sementara. Karena aku percaya kita ini bersahabat dengan ruang dan waktu. Entah kapan dan entah dimana kita pasti akan bertemu. Mungkin dengan situasi dan keadaan yang berbeda dari saat ini. Saat kita telah mewujudkan mimpi dan janji-janji kita dulu, saat kita menjadikan rindu sebagai alasan untuk bertemu. Semoga saat hari itu tiba, tak ada lagi tangis seperti saat perpisahan kita. Semoga kita tak merasa asing untuk saling bertegur sapa. Semoga kita bisa lebih menghargai arti pertemuan kita..


Selamat jalan teman, semoga kita dipertemukan lagi di jalan yang sama meski berlawanan arah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hanya manusia biasa. Tak memiliki hal istimewa ataupun yang di istimewakan..