Senin, 23 Maret 2015

*..Gadis Berjilbab Merah Jambu(3)..*



"Gadis berjilbab merah jambu. Sebenarnya kamu ini siapa..?"
Tiba-tiba aku menemukanmu kembali hadir di sudut ruang bernama kenangan. Dan aku terpana, ternyata kamu masih ada disana. Entah kenapa? Kamu selalu saja hadir saat jemari tangan ini telah sepakat untuk bermain bersama pena berwarna hitam dan buku bersampul biru di sudut meja kerja. Bukan. Bukan merah jambu seperti favoritmu. Tapi kenapa? Kenapa imaji yang tersaji selalu saja tentang kamu? Iya kamu. Gadis berjilbab merah jambu.. 
Gadis berjilbab merah jambu. Jujur aku kurang faham dengan proses kehadiranmu di dalam hidupku. Nyatakah atau hanya sekilas fatamorgana? Tunggu, fatamorgana? Lucu ya, seperti di gurun saja. Atau mungkin memang seperti itu adanya. Kau hadir di tengah hatiku yang gersang, kering dan tandus. Walau hanya sekilas, hanya sepintas. Bayangmu membawa harapan baru, namun ternyata semu. Karena sekejap angin datang lalu menyapu butiran-butiran debu ke arahmu. Membawanya terbang, hilang, jauh dan segera berlalu.. 
Gadis berjilbab merah jambu. Aku masih ingat bagaimana pertemuan awal aku denganmu. Bagiku itu adalah pertemuan terbodoh yang pernah terjadi dalam hidupku. Kita berdua sama-sama kikuk. Kau diam dan aku diam. Kau sebutkan nama dan kita pun mulai bercerita. Kau suguhkan perkenalan dan aku menerima perkenalan itu dengan senyum bahagia. Bahagia? Ya bagaimana tidak bahagia? Karena aku sudah mencintaimu bahkan saat pertama kali kamu menyapaku lewat percakapan bodoh di beranda itu. Lucu ya? Aku bahkan sudah memilihmu jauh sebelum kita bertemu.. 
Gadis berjilbab merah jambu. Ku juga masih ingat saat itu kau memakai jilbab berwarna biru bukan merah jambu, favoritmu. Ah benar, harusnya aku sadar kalau itu adalah pertanda awal untukku. Pertanda kalau pertemuanku denganmu tak mempunyai kesan yang dalam bagimu. Tak istimewa untukmu. Bodoh, kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Kuingat saat itu terjadi banyak percakapan, banyak pertanyaan walau tak jarang hanya berujung pada diam. Terutama pertanyaan yang kau tujukan untuk aku. Ya memang beginilah aku. Aku bukanlah orator yang pandai berbicara, ataupun pujangga yang fasih merangkai kata. Aku adalah aku. Aku yang lebih suka memberi jawaban yang tersirat daripada yang tersurat. Seperti pertanyaanmu tentang warna favoritku, bukankah saat itu aku sudah menjawabnya? Apel hijau dalam kantung kresek berwarna hitam. Apa hal itu terlalu sulit untuk dimengerti.. 
Gadis berjilbab merah jambu. Aku percaya selalu ada sebab dibalik semua yang telah terjadi. Selalu ada alasan dibalik semua yang pernah kita lalui. Termasuk sebab dan alasanmu untuk menjauh. Termasuk sebab dan alasanku untuk tetap menunggu. Ya ada kehilangan untuk setiap kepergian. Benarkah begitu? Sayangnya tidak. Sampai saat ini kau tak memberiku alasan untuk kepergianmu. Apakah aku melakukan kesalahan? Apakah kesalahan itu tak termaafkan? Apakah maafmu tak lagi memberiku kesempatan? Apakah kesempatan itu sudah benar-benar hilang? Begitu banyak spekulasi, begitu banyak pertanyaan yang berseliweran dalam hati namun semuanya tak dapat ku jawab sendiri. Dan owh ya, sesuatu yang kau tinggalkan saat itu masih hidup berdampingan dengan jantungku. Dan akupun tak hendak detaknya tiba-tiba berhenti dan mati sebelum ada lagi temu denganmu.. 
Gadis berjilbab merah jambu. Aku tahu, beberapa orang memang diciptakan dengan karunia yang istimewa dari penciptanya. Karunia untuk dicintai dengan tidak wajar dan dirindukan setengah mati seperti halnya dirimu bagiku. Ah, aku rasa jatuh cinta pada orang yang salah diwaktu yang tak tepat seperti ini mungkin tak lantas bisa disalahkan. Karena inilah perasaan. Perasaan tak pernah sesederhana satu ditambah satu sama dengan dua. Perasaan adalah perasaan. Meski secuil, walau setitik hitam di tengah putih yang luas. Dia bisa membuat harimu berubah cerah dalam sekejap padahal dunia sedang mendung, dan di kejap berikutnya mengubah harimu jadi buram padahal dunia sedang terang benderang..







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Hanya manusia biasa. Tak memiliki hal istimewa ataupun yang di istimewakan..